Perbedaan Iblis Dan Setan Menurut Islam

Perbedaan Iblis Dan Setan Menurut Islam

Actions (login required)

Iblis (bahasa Arab: إبليس, iblīs) adalah pemimpin syetan dalam ajaran Islam, yaitu makluk yang penuh ego dan nafsu yang berlebihan. Menurut Al- Qur'an , Iblis diusir dari surga , setelah dia menolak bersujud di hadapan Adam .

Iblis diberikan penangguhan umur hingga kiamat sampai pada tiupan sangkakala pertama. Sebagaimana terdapat dalam [1]

Kisah ini terjadi pada masa zaman Nabi Yahya as. Pada suatu ketika, Nabi Yahya as meminta Iblis agar menunjukkan wujud aslinya.

Iblis pun menurutinya dengan syarat tak akan ada seorang pun yang melihatnya kecuali Nabi Yahya as. Akhirnya iblis pun datang menemui Nabi Yahya as keesokan harinya sesuai dengan kesepakatan.

Iblis menampakkan wujud aslinya dengan wajah yang sangat buruk.

Dalam satu kitab Ghawr Al Umur buah karya Al-Hakin At-Tirmidzi dikisahkan bahwa pada suatu saat iblis laknatullah mendatangi para nabi. Iblis mendatangi semua nabi mulai dari Nabi Nuh as hingga Nabi Isa as.

Hanya saja, dari nabi-nabi yang ditemui oleh iblis, tidak ada nabi yang paling banyak dan paling enak diajak bicara kecuali Nabi Yahya as.

Begitu iblis menemui Nabi Yahya as, Nabi Yahya as langsung saja membentak iblis dan memintanya untuk menunjukkan wujud aslinya.

“Hai Abu Murah (julukan iblis karena iblis terputus dari segala kebaikan), aku ingin minta satu hal padamu dan aku harap kamu tidak menolaknya,” kata Nabi Yahya as.

“Ya, aku akan bersedia melakukan untukmu wahai Nabiyullah, apa yang harus aku lakukan,” jawab iblis. Permintaan Nabi Yahya as

“Aku ingin kamu memperlihatkan bentuk dan rupa aslimu serta menunjukkan bentuk dan berbagai perangkap yang kamu pergunakan untuk membinasakan dan mencelakakan manusia,” pinta Nabi Yahya as.

Mendengar permintaan tersebut, iblis berkata, “Wahai Nabiyullah, permintaanmu sungguh sesuatu yang berat. Permintaanmu membuatku berada dalam kesulitan yang besar. Namun, aku tidak bisa menolak permintaanmu. Hanya saja, jangan sampai ada orang lain bersamamu yang melihat.”

Dan akhirnya terjadilah kesepakatan di antara keduanya untuk melakukan pertemuan pada keesokan harinya. Setelah tiba pada waktu yang telah dijanjikan, iblis pun muncul di hadapan Nabi Yahya As.

Seketika itu juga, iblis langsung berubah bentuk menjadi makhluk yang mirip dengan hewan yang jelek dan menakutkan.

Bentuk fisiknya seperti babi, wajahnya seperti kera dan matanya memanjang sama seperti mulutnya. Iblis tidak memiliki janggut, rambut di kepalanya jarang dan mengarah ke atas.

Iblis memiliki empat buah tangan, dua tangan di bahunya dan dua lagi di keningnya. Jari-jarinya ada enam, hidungnya menghadap ke atas. Iblis juga memiliki belalai, pincang dan mempunyai sayap.

Di atasnya ada berhala Majusi. Lalu di sekitar bajunya ada enam jenis minuman yang warnanya beraneka ragam.

Di tangannya ada lonceng besar. Di atas kepalanya terdapat telur yang ditengahnya ada besi panjang. Iblis Enggan Bersujud

Beberapa saat lamanya Nabi Yahya as terkejut melihat wujud asli iblis.

Kemudian Nabi Yahya as berkata, “Hai Abu Murah, jawablah beberapa hal yang ingin aku tanyakan kepadamu, kenapa bentukmu sangat buruk dan jelek?”

“Wahai Nabiyullah, ini semua karena nenek moyangmu Nabi Adam as,” jawab iblis.

“Tadinya aku ini berasal dari golongan malaikat yang mulia. Aku tidak pernah mengangkat kepalaku dan sujud yang selalu aku lakukan selama 400.000 tahun lamanya. Namun aku melanggar perintah Tuhan dengan tidak mau bersujud kepada Nabi Adam as. Allah SWT pun murka kepadaku dan melaknatiku.

“Sejak saat itu, akupun berubah dari bentuk malaikat ke bentuk setan seperti ini. Padahal, tadinya di antara malaikat-malaikat, tidak ada yang rupanya lebih bagus dariku. Tapi sekarang lihatlah aku, sekarang aku berubah menjadi buruk rupa dan jelek seperti yang Anda lihat,” jelas iblis yang mengungkapkan jati dirinya kepada Nabi Yahya as.

Itulah iblis, ciri-ciri fisiknya dan alasan kenapa rupanya sekarang menjadi sangat jelek.

Iblis dari golongan Jin, ia anak keturunan dari Al Jin yaitu Abu Ja'an Bapak seluruh Jin / Banu Jaan, tubuhnya dari Inti api ruhnya dari cahaya, ia dapat terbang kelangit dunia yang dikehendaki, sampai ia diperintahkan turun kebumi, berkembang-biak dan meninggal. Sampai 4 generasi lahirnya iblis terciptalah 8 kerajaan di bumi yang saling berperang dan 1 kerajaan di surga pada zamannya.

Ibnu Abbas Ra. meriwayatkan, jin pertama yang diciptakan oleh Allah SWT bernama Samum. Ia adalah ayah jin, tercipta dari nyala api neraka.

Selepas menciptakan Samum, Allah memberikan pengajuan harapan. Samum pun berharap agar bisa melihat namun tak bisa terlihat. Ia juga meminta bisa menghilang di dalam air juga tetap menjadi muda.

Allah SWT mengabulkan harapan Samum. Jin Samum dan keturunannya akhirnya menjadi mahluk yang tak kasatmata. Mereka yang meninggal karena tua pun hidup kembali menjadi muda.

Salah satu kutipan Al Quran yang cukup detail mengenai asal mula kisah Adam dan Iblis terdapat dalam sebagai berikut: [2] [3]

Iblis berkata: "Ya Tuhanku, beri tangguhkanlah aku sampai pada hari mereka dibangkitkan". Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai kepada hari yang telah ditentukan waktunya (hari kiamat)". Iblis menjawab: "Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya,kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlis di antara mereka.

Allah berfirman: "Maka yang benar (adalah sumpah-Ku) dan hanya kebenaran itulah yang Ku-katakan". Sesungguhnya Aku pasti akan memenuhi neraka Jahannam dengan jenis kamu dan dengan orang-orang yang mengikuti kamu di antara mereka kesemuanya. (Shaad 38:71-85)

Sejak penciptaan manusia Adam, Iblis diperintahkan Allah untuk bersujud kepadanya, namun Iblis tidak mau sujud kepadanya. Oleh karena itu, Iblis dikeluarkan oleh Tuhan dari Surga dan menjadi mahluk yang terkutuk.

Al Jin adalah Moyangnya Iblis, ketika Iblis diperintahkan Oleh Allah bertemu dengan Nabi SAW, Jibril mendatanginya mengancam dan menyuruh dengan perkataan yang sebenar-benarnya dan ia berujud lelaki lalu menemuinya didepan para sahabat yang di ridhoi oleh Allah SWT sesuai hadist, sepenggal perkataan iblis ialah mempunyai 70.000 anak, masing - masing keturunan mempunyai 70.000 keturunan pula sebagian nama namanya yaitu: Al syabru bin Iblis, tugasnya menghapus kesabaran dll. Al anwar bin Iblis, tugasnya mesum dan perzinahan. Al saud bin Iblis, tugasnya bagian hoax, isu pemberitaan dan kebohongan. Al dasim bin Iblis tugasnya merusak hubungan perkawinan. Az zalanbur bin Iblis tugasnya jadi preman pasar. Al walhan bin Iblis tugasnya menggangu urusan bersuci dan was was. Al kanzab bin Iblis tugasnya mengganggu shalat khusu wal khudu.

Iblis diberikan penangguhan umur hingga kiamat pada tiupan sangkakala pertama, terdapat pada Al-Qur'an surah Al-Hijr:

Berkata iblis: "Ya Tuhanku, (kalau begitu) maka beri tangguhlah kepadaku sampai hari (manusia) dibangkitkan. Allah berfirman: "(Kalau begitu) maka sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang diberi tangguh, sampai hari (suatu) waktu yang telah ditentukan. (Al Hijr 15:36-38)

Dalam hadits Shahih Muslim, dikatakan bahwa Iblis sekarang berada di tengah lautan (air)[4][5] yang dikelilingi oleh beberapa ular.[6] Dari sanalah ia mengendalikan seluruh aktivitas penyesatan terhadap umat manusia. Markas besar iblis berada di tengah-tengah samudra, mereka memilih lautan karena luasnya yang mencapai tiga perempat dari luas bumi. Iblis membangun kerajaannya di laut dengan tujuan untuk menandingi Arasy (singgasana) Allah yang berada di atas air di langit ke tujuh.

Sedangkan dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, dikisahkan Iblis dan keturunannya akan tinggal dan berkumpul di kakus, pasar, tempat berpesta, tempat hiburan dan tempat maksiat.[7]

Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa ketika para penghuni neraka sudah sampai di neraka, di situ disediakan sebuah mimbar, pakaian, mahkota dan tali untuk mengikat Iblis, yang kesemuanya itu terbuat dari api.

Kemudian ada suara yang memerintahkan Iblis untuk naik ke mimbar: “Wahai Iblis, naiklah kamu ke atas mimbar dan berbicaralah kamu kepada penghuni neraka.”

Maka dia pun naik ke mimbar dan berkata: “Wahai para penghuni neraka.”

Semua orang yang berada dalam neraka mendengar ucapannya dan memandang ke arah pemimpin mereka itu.

“Wahai orang-orang yang kafir dan orang-orang munafiq, sesungguhnya Allah SWT telah menjanjikan kepadamu dengan janji yang benar bahwa kamu semua mati lalu akan dihimpun dan dihisab menjadi dua kumpulan. Satu kumpulan ke surga dan satu kumpulan ke neraka Sa’ir.”

Iblis berkata lagi: “Kalian semua menyangka bahwa kalian semua tidak akan meninggalkan dunia bahkan kamu semua menyangka akan tetap berada di dunia. Tidaklah ada bagiku kekuasaan di atasmu melainkan aku hanya mengganggu kalian semua.”

“Akhirnya kalian semua mengikuti aku, maka dosa itu untuk kamu. Oleh itu janganlah kamu mengumpat aku, mencaci aku, sebaliknya umpatlah dari kamu sendiri, karena sesungguhnya kamu sendirilah yang lebih berhak mengumpat daripada aku yang mengumpat...”

“Mengapakah kamu tidak mau menyembah Allah SWT? Sedangkan Dia yang menciptakan segala sesuatunya...”

“Hari ini aku tidak dapat menyelamatkan kamu semua dari siksa Allah, dan kamu juga tidak akan dapat menyelamatkan aku. Sesungguhnya pada hari aku telah terlepas dari apa yang telah aku katakan kepada kamu, sesungguhnya aku diusir dan ditolak dari keharibaan Tuhan.”

Setelah ahli neraka mendengar kata-kata Iblis itu, lalu mereka melaknati Iblis. Setelah itu Iblis dipukul oleh Malaikat Zabaniah dengan tombak yang terbuat dari api dan jatuhlah dia ke dasar Neraka yang paling bawah, dia kekal selama-lamanya bersama-sama dengan orang-orang yang menjadi pengikutnya.

Malaikat Zabaniah lalu berkata kepada Iblis dan pengikutnya: “Tidak ada kematian bagi kamu semua dan tidak ada pula bagimu kesenangan, kamu kekal di Neraka untuk selama-lamanya.”

Iblis awalnya tinggal di surga. Ia dikenal sebagai ahli ibadah yang luar biasa hingga diberi nama Azazil Al-Harits.

Karena Arogan terhadap Nabi Adam AS, ia diusir dari surga dan menjadi makhluk terlaknat.

Ia pun memohon kepada Allah agar umurnya ditangguhkan sampai Kiamat.[8]

Permohonan Iblis itu dikabulkan Allah dan ia hidup sampai tiupan sangkakala membangkitkan manusia dari kubur. Saat Isrofil meniup sangkakala pertama.

Berikut detik-detik kematian Iblis laknatullah 'alaih terjadi saat Hari Kiamat tiba. Dunia saat itu tidak terisi lagi oleh manusia, jin, maupun setan.

Yang tersisa okeh Allah hanya hanya para Malaikat.

Kemudian Allah berkata: "Hai Izroil (Malaikat Maut). Sesungguhnya Aku telah menciptakan para Malaikat pembantu untukmu yang banyaknya sama dengan banyaknya makhluk-makhluk awal dan akhir. Aku juga telah memberimu kekuatan seluruh penduduk langit dan bumi. Kini, Aku titahkan kemurkaan-Ku untukmu. Turunlah dengan atas nama kemurkaan-Ku dan siksaan-Ku dan temuilah Iblis."

"Beri ia rasa kematian dan timpakan atasnya kepahitan kematian makhluk-makhluk awal dan akhir dari golongan manusia jin dengan kepahitan yang berlipat ganda. Turunlah bersama 70.000 Malaikat Zabaniah yang masing-masing dari mereka membawa rantai dari Neraka Ladzo." Demikian perintah Allah.

Setelah itu, Malaikat Maut memanggil Malaikat Malik dan memerintahnya membukakan pintu-pintu neraka.

Setelah mendapatkan titah dari Allah, Malaikat Maut turun dengan wujud mengerikan. Andaikan seluruh penduduk langit dan bumi melihatnya niscaya mereka langsung mati.

Ia akhirnya sampai di hadapan Iblis. Malaikat Maut menangkap dan menawannya. Tiba-tiba Iblis berteriak keras dengan teriakan yang andaikan seluruh penduduk langit dan bumi mendengarnya niscaya mereka langsung mati.

Malaikat Maut berkata kepada Iblis : "Hai makhluk yang menjijikkan. Berapa lama usia kamu hidup? Berapa lama waktu yang kamu gunakan untuk menyesatkan makhluk?"

Mendengar itu, Iblis melepaskan diri dan lari ke segala penjuru, tetapi tiba-tiba Malaikat Maut selalu berada di sampingnya. Tak henti-hentinya Iblis melarikan diri sampai dekat kuburan Nabi Adam AS dan berkata: "Hai Adam. Gara-gara kamu-lah aku menjadi makhluk yang terkutuk, terlaknat, dan tertolak."

Iblis Mengalami Siksaan Menyakitkan

Iblis berkata kepada Malaikat Maut: "Hai Malaikat Maut. Gelas apa yang akan kamu gunakan untuk meminumiku? Siksaan apa yang akan kamu timpakan atasku saat mencabut ruhku?"

Malaikat Maut menjawab: "Dengan gelas dari Neraka Ladzo dan Sa'ir." Bertubi-tubi siksaan ditimpakan atas Iblis. Ia berulang jatuh bangun di tanah sampai akhirnya ia sampai di tempat di mana ia diturunkan dan dilaknat.

Di situlah tempat eksekusi Iblis. Malaikat Zabaniah yang ikut turun bersama Malaikat Maut melempari dan menembaki Iblis dengan panah. Kemudian mereka memegang dan menawannya.

Dengan kondisi tak berdaya di bawah pegangan serta tawanan Zabaniah, Iblis ditembaki panah kembali hingga akhirnya sekarat mati. Masya Allah, hanya kepada Allah kita semua kembali.

Setelah iblis mati, Allah memerintahkan Malaikat Maut mencabut seluruh nyawa Malaikat itu.

Setelah itu, Allah berkata kepadanya: "Hai Malaikat Maut. Apakah kamu belum mendengar Firman-Ku, 'Segala makhluk yang bernyawa pasti akan merasakan kematian.' Kamu adalah salah satu makhluk dari sekian makhluk-makhluk-Ku. Kini, giliranmu kamu."

Akhirnya malaikat maut mencabut nyawanya sendiri.

Hanya Allah-lah yang kekal abadi.

Lalu Allah membangkitkan

Setan, jin, dan iblis adalah ketiga makhluk ghaib yang disebut dalam Al-Qur'an sebagai pengganggu manusia. Lantas, apakah ketiganya adalah makhluk yang sama?

Mengutip KH. M. Syafi'i Hadzami dalam Kitab Taudhihul Adillah 1, kata setan berasal dari kata 'syatana' yang artinya jauh dari rahmat. Pendapat ini dikemukakan oleh menurut as-Syaikh Ahmad as-Sawi dalam Kitab Al-Kaukabu Al-Ajuj. Makna setan sebenarnya merupakan nama sifat dan ia tidak memiliki bentuk atau asal tertentu.

Setan juga merupakan sebutan bagi bangsa jin ataupun manusia. Dalam artian, jin yang bersifat durhaka adalah setan. Keterangan ini dibuktikan dalam Al-Qur'an surah Al-An'am ayat 112,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِىٍّ عَدُوًّا شَيَٰطِينَ ٱلْإِنسِ وَٱلْجِنِّ يُوحِى بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ ٱلْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

Artinya: "Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan."

Sementara, iblis merujuk pada salah satu jin. Hal ini dijelaskan dalam buku Mengungkap Rahasia Iblis karya Muhammad Abdul Mughawiri, iblis adalah nama khusus yang merujuk pada jin bernama Azazil. Makna dari iblis ini terdapat dalam Al-Qur'an surah Al-Kahfi ayat 50,

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَٰٓئِكَةِ ٱسْجُدُوا۟ لِءَادَمَ فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ ٱلْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, 'Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya."

Jin termasuk salah satu makhluk yang dekat dengan Allah SWT. Namun, menjadi ingkar akibat keengganannya saat diminta bersujud kepada Nabi Adam AS, manusia pertama yang diciptakan Allah SWT. Jin itulah yang kemudian disebut dengan iblis.

Untuk itu, as-Sayyid Alawi bin Ahmad as-Saggaf menjelaskan, ada kelompok jin yang taat serta beriman dan ada pula yang kafir hingga durhaka. Lebih lanjut, makna dari jin adalah makhluk yang berasal dari nyalanya api. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Ar-Rahman ayat 15,

وَخَلَقَ ٱلْجَآنَّ مِن مَّارِجٍ مِّن نَّارٍ

Artinya: "Dan Dia menciptakan jin dari nyala api."

Umar Sulaiman Al-Asyqar dalam bukunya Pengantar Studi Akidah Islam menyebutkan bahwa bangsa jin memiliki kesamaan dengan manusia, yaitu sama-sama memiliki akal, pengetahuan, dan kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan buruk.

Jin juga diciptakan untuk menyembah kepada Allah SWT, sebagaimana dikatakan dalam firman-Nya pada surah Adz Dzariyat ayat 56 yang berbunyi:

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku."

Perbedaan Setan, Iblis dan Jin

Mengutip dari kitab Taudhihul Adillah 1 karya KH. M. Syafi'i Hadzami, kata setan menurut as-Syaikh Ahmad as-Sawi berasal dari kata 'syatana' yang artinya jauh dari rahmat. Makna setan sebenarnya merupakan nama sifat dan ia tidak memiliki bentuk atau asal tertentu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setan juga dapat menjadi sebutan bagi bangsa jin ataupun manusia. Jin yang bersifat durhaka adalah setan. Demikian pula umat manusia, apabila ia bersifat durhaka maka dia memiliki sifat setan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-An'am ayat 112, Allah SWT berfirman:

وَكَذَٰلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِىٍّ عَدُوًّا شَيَٰطِينَ ٱلْإِنسِ وَٱلْجِنِّ يُوحِى بَعْضُهُمْ إِلَىٰ بَعْضٍ زُخْرُفَ ٱلْقَوْلِ غُرُورًا ۚ وَلَوْ شَآءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ

Artinya: "Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan." (QS Al-An'am: 112).

Adapun yang dimaksud iblis merujuk pada salah satu jin. Disebutkan dalam buku Mengungkap Rahasia Iblis karya Muhammad Abdul Mughawiri, iblis adalah nama khusus yang merujuk pada jin bernama Azazil. Makna dari iblis ini terdapat dalam Al-Qur'an surat Al-Kahfi ayat 50, Allah SWT berfirman:

وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَٰٓئِكَةِ ٱسْجُدُوا۟ لِءَادَمَ فَسَجَدُوٓا۟ إِلَّآ إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ ٱلْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, 'Sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka ia mendurhakai perintah Tuhannya." (QS Al-Kahfi: 50).

Jadi, bisa dikatakan bahwa iblis ialah seorang oknum berjenis jin. Dulunya, ia termasuk jin yang paling dekat dengan Allah SWT kemudian berubah menjadi ingkar sebab tidak mau diperintahkan untuk bersujud kepada Adam, manusia pertama yang diciptakan.

Sementara itu, makna dari jin adalah makhluk yang berasal dari nyalanya api. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Ar-Rahman ayat 15, Allah SWT berfirman:

وَخَلَقَ ٱلْجَآنَّ مِن مَّارِجٍ مِّن نَّارٍ

Artinya: "Dan Dia menciptakan jin dari nyala api." (QS Ar-Rahman: 15)

Masih dalam sumber yang sama, as-Sayyid Alawi bin Ahmad as-Saggaf dalam kitab Al-Kaukabu Al-Ajuj menerangkan bahwa jin memiliki dzat yang halus, dapat berubah-ubah bentuk. Sebagian dari jin ada yang beriman dan ada pula yang kafir, ada yang taat dan ada yang durhaka.

Umar Sulaiman Al-Asyqar dalam bukunya Pengantar Studi Akidah Islam menyebutkan bahwa bangsa jin memiliki kesamaan dengan manusia, yaitu sama-sama memiliki akal, pengetahuan, dan kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan buruk.

Jin juga diciptakan untuk menyembah kepada Allah SWT, sebagaimana dikatakan dalam firman-Nya pada surat Adz Dzariyat ayat 56 yang berbunyi:

وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ

Artinya: "Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku." (QS Adz-Dzariyat: 56).

Akan tetapi, bangsa jin dan manusia dalam beberapa hal memiliki perbedaan yang jauh. Salah satu perbedaan yang mendasar, yaitu terkait dengan materi asal kejadiannya. Mereka dinamakan jin sebab keberadaannya yang tidak bisa dilihat oleh pandangan manusia.

Itulah perbedaan antara setan, iblis dan jin menurut Al-Qur'an. Iblis termasuk salah satu dari jin yang diciptakan dari api sementara setan hanyalah sebutan bagi bangsa jin dan manusia yang memiliki sifat durhaka.

Mengenal musuh merupakan bagian dari perlawanan terhadapnya. Bagi orang beriman, iblis dan setan merupakan musuh yang nyata (QS Yasin [36]: 60). Lantas, siapakah iblis dan setan itu? Kemudian, bagaimana pula perbedaannya? Iblis dalam etimologi bahasa Arab diambil dari kata balasa yang artinya tidak mempunyai kebaikan sedikit pun (man la khaira ‘indah). Sebagian pakar bahasa Arab ada pula yang mengatakan diambil dari kata ablasa yang berarti putus asa. Hal ini dimaksudkan karena iblis telah berputus asa dari rahmat Allah. Menurut riwayat, dahulu iblis bernama Naail atau sebagian riwayat mengatakan Azazil. Setelah dikutuk Allah, ia dipanggil dengan nama iblis.

Jadi, iblis merupakan nama sesosok makhluk. Ia adalah nenek moyang dari bangsa jin, sebagaimana Adam merupakan nenek moyang umat manusia. Seperti jin yang lain, iblis diciptakan Allah dari nyala api (QS al-A’raaf [7]: 12). Jadi, iblis sebangsa dengan jin sebagaimana firman Allah, "Dia (iblis) adalah dari golongan jin."(QS al-Kahfi [18]: 50).

Dahulu, makhluk yang sebelumnya bernama Naail atau Azazil ini sebenarnya makhluk yang paling saleh di antara para malaikat. Secara penciptaan, ia lebih mulia dari malaikat yang hanya diciptakan dari cahaya. Sedangkan ia diciptakan dari biang cahaya itu, yakni api. Ketika Allah mengatakan, ada di antara makhluknya yang akan menjadi iblis, seluruh malaikat meminta kepada Naail agar didoakan tidak dijadikan Allah menjadi iblis. Ia mendoakan seluruh malaikat, namun lupa mendoakan dirinya sendiri. Akhirnya, dirinyalah yang ternyata menjadi iblis.

Naail inilah yang dilaknat dan diusir dari surga karena membangkang kepada Allah ketika diperintahkan sujud kepada Adam (QS al-Baqarah [2]: 34). Setelah dilaknat, ia diberi nama iblis. Ia berdoa agar dipanjangkan umur untuk bisa menyesatkan manusia. Jadi, hingga saat ini iblis masih terus eksis bersama anak keturunannya untuk menyesatkan umat manusia.

Adapun setan merupakan sifat dari iblis. Setan bukanlah makhluk, melainkan sifat. Sama halnya dengan kata munafik atau fasik. Jadi, sebutan setan tidak hanya berasal dari golongan jin saja, tetapi juga dari golongan manusia. Sebagaimana firman Allah, "Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi musuh, yaitu setan dari jenis manusia dan jin." (QS al-An’am [6] :112).

Dalam Majma’ al-Bahrain, klausul sya-thana disebutkan, setan secara etimologi bahasa Arab diambil dari kata sya-tha-na yang bermakna menjauh. Ini dimaksudkan mereka yang disebut setan jauh dari Allah dan menjauhkan orang beriman dari Rabb mereka. Ja’far Syariatmadari dalam Syarh wa Tafsir Lughat Qur’an mendefinisikan, setiap makhluk yang sangat susah menerima kebenaran dan hakikat baik dari golongan manusia atau jin atau dari kalangan hewan sekalipun maka ia termasuk setan.

Jadi, manusia bisa disebut setan jika ia menjauhkan orang dari Allah. Setan merupakan sebuah entitas dan laqab (gelar) yang memiliki makna pembangkang atau penentang. Setan dimaknai pula sebagai penyebar fitnah dan menyesatkan. Muhammad Bistuni dalam bukunya Syaithan Syinasi az Didghae Qur’an Karim menyebutkan, setan memiliki makna yang beragam, yakni salah satu contoh yang paling nyata dari makna itu, iblis dan serdadunya. Contoh lain dari makna setan ini, yaitu manusia-manusia perusak dan menyesatkan. Dan, juga pada sebagian perkara bermakna mikroba-mikroba pengganggu.

Sedangkan jin adalah satu bangsa seperti halnya bangsa manusia. Kendati iblis berasal dari golongan jin, tidak seluruh jin menyesatkan. Ada pula di antara jin yang saleh dan beriman. Jadi, makhluk berakal dari bangsa jin dan manusia sama-sama berpotensi untuk bisa menjadi setan. Allah telah menciptakan jin terlebih dahulu sebelum menciptakan Adam yang menjadi manusia pertama (QS al-Hijr [15]: 27). Jin telah menjadi penghuni pertama di muka bumi sebelum manusia. Namun, bangsa jin sering melakukan pertumpahan darah dan kerusakan.

Berdasarkan riwayat al-Baihaqi dari Tsa’labah al-Khasyani, Rasulullah pernah memberikan spesifikasi bangsa Jin. "Jin terdiri atas tiga jenis. Ada yang bersayap, mereka terbang di udara. Ada yang berupa ular dan anjing. Ada pula jin yang menempati (suatu tempat) dan berjalan (seperti manusia)." Selain riwayat ini, ada pula yang menyebutkan jenis jin yang disebut al-Ghilan yang mampu berubah berbagai rupa dan bentuk. Kaum cendekiawan dan bangsawan dari golongan jin disebut dengan ifrit. Kaum ini dikenal pula dengan kecerdikan dan kekuatannya. (QS an- Naml [27]: 39). ¦ ed: hafidz muftisany

Penciptaan malaikat, jin, iblis, dan setan dijelaskan dalam Al-Qur'an maupun hadits. Sebab keterbatasan nalar dan kemampuan manusia, dalil-dalil tersebut mengungkap secara detail rahasia di balik penciptaan keempatnya.

Sementara malaikat sendiri merupakan salah satu dari enam rukun Iman yang harus diyakini oleh umat Islam. Dengan mengetahui penciptaannya maka akan bertambah juga keimanan kita kepada Allah.

Setan, iblis dan jin merupakan makhluk gaib ciptaan Allah SWT selain malaikat yang tidak kasat mata. Ketiganya memiliki perbedaan yang dapat diketahui dari makna dan sifat-sifatnya.

Lantas, apa perbedaan setan, iblis dan jin? Berikut penjelasannya:

Setan, Jin, dan Iblis Alami Kematian

Terkait kemiripan jin dan manusia, Umar Sulaiman Al-Asyqar juga menjelaskan, ternyata jin diketahui bisa mengalami kematian. Hal ini juga berlaku bagi setan dan iblis sebagaimana termaktub dalam surah Ar Rahman ayat 26-28,

كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍۖوَّيَبْقٰى وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلٰلِ وَالْاِكْرَامِۚفَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ

Artinya: Semua yang ada di atasnya (bumi) itu akan binasa. (Akan tetapi,) wajah (zat) Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan kemuliaan tetap kekal. Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan (wahai jin dan manusia)?

Selain itu, ditegaskan pula dalam riwayat hadits dalam Shahih Al Bukhari yang bersumber dari Ibnu Abbas RA. Rasulullah SAW bersabda, "Aku berlindung kepada keagungan-Mu yang tiada Tuhan selain Engkau. Engkau tidak pernah mati, sedangkan jin dan manusia akan mati." (HR Bukhari)

Namun, pengetahuan terkait batas usia yang pasti untuk makhluk ghaib ini berada di luar batas kemampuan manusia. Namun yang pasti, Allah SWT memberitahukan bahwa iblis akan tetap hidup sampai hari kiamat sesuai dengan firman-Nya dalam surah Al A'raf ayat 14-15,

قَالَ اَنْظِرْنِيْٓ اِلٰى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَقَالَ اِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَ

Artinya: Ia (Iblis) menjawab, "Berilah aku penangguhan waktu sampai hari mereka dibangkitkan." Dia (Allah) berfirman, "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi penangguhan waktu."

Meski demikian, bangsa jin dan manusia dalam beberapa hal memiliki perbedaan yang jauh. Salah satu perbedaan yang mendasar, yaitu terkait dengan materi asal kejadiannya. Mereka dinamakan jin sebab keberadaannya yang tidak bisa dilihat oleh pandangan manusia.

Penciptaan Malaikat, Jin, Iblis, dan Setan

Berikut ini adalah penjelasan mengenai penciptaan tersebut. Hal ini dikutip dari buku Rahasia Alam Malaikat, Jin, dan Setan yang ditulis oleh Prof. Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Aisyah binti Abu Bakar, Rasulullah SAW memberitahukan bahwa malaikat diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya. Rasulullah bersabda:

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُورٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ ». (رواه مسلم)

"Malaikat itu diciptakan dari cahaya. Jin diciptakan dari api yang menyala-nyala, sedangkan Adam diciptakan dari apa yang telah dijelaskan pada kalian." (HR. Muslim)

Namun, sebagian ulama menolak hadis tersebut dan hadis-hadis yang sejenis. Karena ini merupakan hadis ahad, dan hadis ahad tersebut tidak bisa dipergunakan untuk menjadi dasar dari akidah.

Menurut Prof. Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar hadits di atas hanya sebatas mengabarkan bahwa malaikat diciptakan dari cahaya. Sebab itulah kajian lebih lanjut terkait cahaya apa yang menjadi asal penciptaan malaikat tidak dapat dilakukan.

Adapun penjelasan mengenai kapan malaikat diciptakan, juga tidak dirinci dalam keterangan hadits maupun ayat Al-Qur'an.

Namun, bisa diketahui bahwa malaikat diciptakan sebelum Nabi Adam AS. Hal ini didasarkan dari surah Al-Baqarah ayat 30, di mana Allah mengabarkan kepada malaikat bahwa Dia akan mengangkat khalifah di muka bumi.

وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, "Aku hendak menjadikan khalifah di bumi..."

Setan dalam bahasa Arab disebut dengan as-syaithan. Kata ini digunakan untuk menyebut makhluk halus karena kesombongan dan sifatnya yang selalu membangkang terhadap Allah SWT.

Setan juga adalah makhluk yang sangat putus asa terhadap rahmat Allah SWT, sehingga Al-Qur'an menyebutnya pula dengan Iblis. Dalam bahasa Arab, kata iblis disusun dari kata al-balas atau orang yang tidak memiliki kebaikan dan ublisa yang berarti putus asa serta bingung.

Setan disebut juga dengan thaghut, seperti dalam firman Allah surat An-Nisa Ayat 76:

لَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۚ وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا يُقَاتِلُوْنَ فِيْ سَبِيْلِ الطَّاغُوْتِ فَقَاتِلُوْٓا اَوْلِيَاۤءَ الشَّيْطٰنِ ۚ اِنَّ كَيْدَ الشَّيْطٰنِ كَانَ ضَعِيْفًا ۚ ࣖ

Artinya: "Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, maka perangilah kawan-kawan setan itu, (karena) sesungguhnya tipu daya setan itu lemah."

Asal usul setan disebutkan Ibnu Taimiyah dalam kitab Majmu' al Fatawa bahwa termasuk dari golongan jin, sehingga tercipta dari api.

"Setan adalah asal jin sebagaimana Adam adalah asal manusia," tulis Ibnu Taimiyah.

Ibnu Taimiyah juga menambahkan, setan memang tergolong dengan malaikat dari segi rupanya. Namun, setan bukanlah golongan malaikat bisa dilihat dari segi asal usul atau dari segi macamnya.

Prof. Dr. Umar Sulaiman al-Asyqar menjelaskan tentang tujuan penciptaan jin, yaitu sama dengan tujuan diciptakannya manusia. Allah berfirman dalam surah Adz-Dzariyat ayat 56:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْاِنْسَ اِلَّا لِيَعْبُدُوْنِ

Artinya: "Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Ku,"

Jin sendiri juga terbagi menjadi beberapa kelompok seperti manusia. Ada diantara mereka yang istiqomah dalam mengerjakan amal kebaikan.

Ada juga yang bodoh serta lalai. Ada juga yang termasuk golongan jin kafir dan jumlahnya adalah yang terbanyak.

Rasulullah SAW dalam haditsnya mengabarkan tentang asal penciptaan bahwa malaikat diciptakan dari cahaya, dan jin diciptakan dari api. Hal ini sekaligus juga untuk membantah mereka yang tidak membedakan asal penciptaan keduanya.

Menurut sumber lain dalam buku Yang Tersembunyi oleh M Quraish Shihab, kata jin sendiri berasal dari akar kata jinnun yang artinya ketersembunyian atau ketertutupan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arti jin juga dijelaskan sebagai makhluk halus (yang dianggap berakal).

Itulah sedikit penjelasan mengenai penciptaan malaikat, jin, iblis dan setan yang bisa diketahui.

HABIB HERMAWAN, NIM. 13530094 (2017) JIN, SETAN, DAN IBLIS DALAM TAFSIR DEPARTEMEN AGAMA RI. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Di dalam pemahaman umat manusia, khususnya kaum Muslimin, masih sering sekali salah dalam memahami dan mendeskripsikan jin, Iblis, dan setan. Mereka seringkali disebutkan dalam al-Qur`an, bahkan di mayoritas umat Muslim sudah tidak asing lagi mendengarnya. Dengan demikian, eksistensinya sebagai makhluk Allah SWT tidak diragukan lagi, berdasarkan al-Qur`an dan as-Sunnah. Al-Qur’an menggambarkan jin sebagai makhluk ciptaan Allah yang terbuat dari api dan ditempatkan di alam ghaib, sedangkan Iblis adalah makhluk Allah yang melakukan pembangkangan secara terang-terangan atas perintah Allah ketika dia diperintahkan bersujud kepada Nabi Adam, dan setan adalah makhluk yang selalu memperdayakan manusia ke dalam kesesatan. Oleh karena itu, menginspirasi peneliti mengkaji perbedaan, persamaan, dan korelasi antara jin, Iblis, dan setan yang terdapat dalam Tafsir Departemen Agama. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengumpulkan data utama melalui riset perpustakaan (library research). Adapun metode penyelesaian yang dipakai ialah metode deskriptif-analisis, yakni menghimpun ayat-ayat yang berkaitan dengan jin, Iblis, dan setan. Setelah ayat-ayat terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis secara mendalam dengan Tafsir Departemen Agama. Dengan metode deskriptif-analisis ini, maka peneliti dalam kesimpulan memaparkan secara umum hasil penelitian. Dari penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa antara jin, Iblis, dan setan memiliki beberapa persamaan, yaitu asal penciptaannya yang berasal dari api dan sifat buruk yang mampu menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan. Akan tetapi, antara jin, Iblis, dan setan mempunyai perbedaan, yakni bahwa jin adalah makhluk Allah yang mempunyai kewajiban seperti halnya manusia. Sedangkan Iblis ialah makhluk yang durhaka kepada Allah yang tidak menaati perintah-Nya. Dia bersama setan-setan akan dimasukan ke dalam neraka sebagai pembalasan atas perbuatannya. Selain adanya persamaan dan perbedaan, antara jin, Iblis, dan setan memiliki korelasi, yaitu Iblis termasuk makhluk dari golongan jin. Kemudian dalam diri jin juga terdapat sifat-sifat setan yang tercela. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara tidak langsung Iblis juga memiliki sifat setan.

Share this knowledge with your friends :